| Foto. Kelompok P3A Desa Tanjung dan Papan Informasi Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di Desa Simpang Tiga Rawang di Kota Sungai Penuh tahun 2025. | 
Program berada di bawah koordinasi Kementerian PU melalui
Ditjen Sumber Daya Air, dengan dukungan Balai Besar/Balai Wilayah Sungai
(BBWS/BWS) dan Konsultan Manajemen Balai (KMB). Pemerintah pusat tidak hanya
menyediakan pendanaan, tetapi juga melakukan pendampingan, pemantauan, dan
evaluasi agar pelaksanaan sesuai target.
Masyarakat menilai program ini memberi manfaat besar. Saat
kemarau, sawah tetap mendapat pasokan air, sementara di musim hujan, jaringan
irigasi mampu menyalurkan air berlebih sehingga lahan pertanian terhindar dari
banjir. Meski demikian, sebagian pihak masih bersikap skeptis karena kurangnya
sosialisasi serta munculnya kritik dari beberapa media dan LSM.
Aktivis Efyarman menilai, P3-TGAI sangat penting bagi Sungai
Penuh dan Kerinci yang dikenal sebagai lumbung pangan Provinsi Jambi. “Kritik
terhadap pelaksanaan program itu hal biasa dalam demokrasi. Tujuan akhirnya
tetap sama, bagaimana masyarakat bisa sejahtera. Jika ada kekurangan, tentu
bisa diperbaiki,” ujarnya. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Balai
Wilayah Sungai yang kembali merealisasikan program ini di Kerinci dan Sungai
Penuh setelah sempat vakum lebih dari tiga tahun.
Hal senada disampaikan oleh salah satu tokoh adat Kerinci
Safwandi, Dpt yang menjabat sebagai Sekjen Lembaga Adat Melayu (LAM) Kerinci.
Ia menekankan agar perbedaan pendapat jangan sampai menjadi blunder yang
merugikan petani. “Jangan sampai program ini terhenti hanya karena isu yang
digeneralisir. Fungsi LSM, ormas, dan media adalah memberi kritik agar sesuai
juknis, bukan membentuk persepsi gagal total. Kita harus merangkul semua pihak
agar program ini berjalan sesuai rencana,” ungkapnya.
Dengan dukungan berbagai elemen masyarakat, P3-TGAI
diharapkan dapat memperkuat sektor pertanian, menjaga ketahanan pangan, serta
meningkatkan kesejahteraan petani di Kerinci dan Sungai Penuh.
